FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK FACIAL WASH EKSTRAK ETANOL DAUN KITOLOD (Isotoma longiflora L.) SERTA AKTIVITASNYA TERHADAP Staphylococcus epidermidis

  • Hernawati Basir Akademi Farmasi Yamasi Makassar
  • Istianah Purnamasari Universitas Muhammadiyah Makassar
  • Muthmainna Thalib Universitas Muhammadiyah Makassar
  • A. Tenriugi Daeng Pine Akademi Farmasi Yamasi Makassar
  • Saldi Akademi Farmasi Yamasi Makassar
  • Nadia Pratama Nurka Sari Akademi Farmasi Yamasi Makassar

Abstract

Daun kitolod merupakan tumbuhan yang jarang dilirik oleh masyarakat secara umum, tumbuhan ini tumbuh liar dan mudah ditemukan. Daun kitolod (Isotoma longiflora L.) mengandung senyawa seperti flavonoid, alkaloid, saponin, dan politerol. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan facial wash ekstrak etanol daun kitolod dan uji stabilitas fisik serta menguji aktivitasnya terhadap Staphylococcus epidermidis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dimana dilakukan uji stabilitas fisik sediaan facial wash ekstrak etanol daun kitolod (Isotoma longiflora L.) berupa uji organoleptik, pH, homogenitas, daya sebar, daya busa, viskositas, iritasi terhadap kulit, stabilitas penyimpanan, dan aktivitasnya terhadap Staphylococcus epidermidis. Ekstrak etanol daun kitolod (Isotoma longiflora L.) kemudian diformulasikan menjadi sediaan facial wash yang dibuat dalam 3 formulasi yaitu F0:0%, F1:15%, F2:20%. Berdasarkan hasil uji stabilitas fisik Hasil evaluasi uji pH F0, F1, dan  F2 berurut adalah 5,3; 5,1 dan 5,1. Hasil uji homogenitas semua formulasi menunjukkan bahwa sediaan homogen. Hasil viskositas F0, F1, dan F2 berurut yaitu 1100 cPs; 553,3 cPs dan 600 Cps. Hasil uji iritasi pada kulit dengan enam sukarelawan menunjukkan tidak terjadi iritasi pada kulit,, hasil uji stabilitas penyimpanan selama 6 siklus atau 12 hari penyimpanan pada suhu bergantian 4°C dan 40°C sediaan tetap stabil, sedangkan pada pengujian aktivitasnya terhadap Staphylococcus epidermidis pada formulasi F1 dan F2 menunjukkan hasil memiliki daya hambat dalam kategori kuat.

References

Astuti, sri bunga (2021) ‘uji aktivitas antioksidan ekstrak daun hantap (sterculia coccinea var. Jack) dan pemanfaatannya sebagai zat aktif pada sediaan gel facial wash’.

Basir, H., Hamka, Z. and Pine, A.T.D. (2023) ‘Identifikasi Mutu Fisik Sediaan Sabun Padat Kulit Buah Pisang Ambon dan Aktivitasnya terhadap Staphylococcus epidermidis’, Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar, 11(1). Available at: https://doi.org/https://doi.org/10.24252/jfuinam.v11i1.35358.

Br sipayung, j. (2017) ‘uji efek antibakteri ekstrak daun kitolod (isotoma longiflora presl) terhadap pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus dengan tetrasiklin sebagai pembanding’.

Dewan Standar Nasional (1996) Standar mutu sabun mandi cair, National Standardization Agency of Indonesia.

Febriani, A. (2019) ‘Formulasi Facial Wash Dari Ekstrak Lobak (Raphanus Sativus L.) Sebagai Inhibitor Tirosinase Facial Wash Formulation From Radish Extract (Raphanus Sativus L.) As Tyrosinase Inhibitor’, in Prosiding Seminar Nasional Perhipba 2019: Potensi Bahan Alam Sebagai Obat, Kosmetik dan Pangan Fungsional, halaaman 126-132. JAKARTA: Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, pp. 126–132.

Rabbaniyyah, M., Estikomah, S.A. and Artanti, L.O. (2021) ‘Uji Daya Hambat Fraksi N-Heksan, Kloroform, dan Etanol Ekstrak Daun Kitolod (Isotoma longiflora (Wild.) Presl.) terhadap Bakteri Shigella sonnei’, Pharmasipha, 5(1), pp. 9–14.

Sabahannur, S. (2020) ‘Penggunaan NaCl dan Asam Sitrat untuk Memperpanjang Umur Simpan dan Mutu Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)’, Jurnal Galung Tropika, 9(1), pp. 31–40.

Tefu, M.O.F.I. and Sabat, D.R. (2021) Tanaman Obat Tradisional Dokumentasi Pemanfaatan Tanaman Obat Masyarakat Suku Dawan (Amanuban). Deepublish.

Untari, E.K. and Robiyanto, R. (2018) ‘Uji fisikokimia dan uji iritasi sabun antiseptik kulit daun Aloe vera (L.) Burm. f’, Jurnal Jamu Indonesia, 3(2), pp. 55–61.

Published
2024-07-31