Profil Penggunaan Obat Sistem Saraf Pusat (SSP) Pada Pasien BPJS Di Apotik Rawat Jalan RSUD Labuang Baji Makassar

  • - Asyhari Asyikin
  • - Raymond Arief
  • - Diah Anisya Amnur

Abstract

Penyakit neurogenratif terus meningkat dari tahun ke tahun, secara otomatis berpengaruh pada ketersediaan obat yaitu sering terjadi kekosongan obat di Instalasi Farmasi RSUD Labuang Baji Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan obat sistem saraf pusat pada pasien BPJS di apotek rawat jalan RSUD Labuang Baji Makassar. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan data retrospektif, inklusi data meliputi semua resep dari polisaraf yang mangandung obat sistem saraf pusat pada pasien BPJS di apotek rawat jalan RSUD Labuang Baji Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pasien yang mendapat obat sistem saraf pusat berdasarkan jenis kelamin pada trimester pertama tahun 2016 (Januari–Maret 2016) sebanyak 490 pasien yang didominasi oleh perempuan yaitu sebanyak 55,92% (274 orang) sedangkan laki-laki sebanyak 44,08% (216 orang). Pasien yang paling banyak menderita penyakit saraf yaitu usia 50-60 tahun dan usia >60 tahun masing-masing sebesar 34,69% dan 25,51% sedangkan yang paling sedikit yaitu usia <20 tahun dan 20-30 tahun masing-masing sebesar 4,91% dan 1,22%. Penyakit saraf yang paling banyak yaitu depresi sebanyak 44,29%, dan paling sedikit yaitu epilepsi sebanyak 21,02%. Jenis obat sistem saraf pusat paling banyak digunakan yaitu fenitoin dan triheksifenidil masing-masing 27,62% dan 16,66%, sedangkan yang paling sedikit yaitu fluoxetin dan asam valproat masing-masing 0,27% dan 0,18%. Banyaknya penggunaan obat sistem saraf pusat tersebut sehingga mambutuhkan perhatian lebih dari segi perencanaan dan pengadaan obat agar tidak terjadi kekosongan obat.

Kata kunci: Obat sistem saraf pusat, BPJS, RSUD Labuang Baji Makassar

Published
2017-01-01